Wednesday, September 21, 2011

Happy Ending

pernah memperhatikan bagaimana cara siklus hidup itu bekerja nggak? bahwa sesuatu itu lahir, berkembang, bertemu, memperbanyak diri dan mati. tidak menyenangkan memang kalau melihatnya terlalu luas seperti itu. hidup akan lebih indah apabila kita memperhatikan setiap detail yang ada. sebagaimana sebuah orkestra yang dimainkan oleh banyak musisi, hidup terjadi, terhubung dan mengalir sesuai dengan perannya di siklus itu.

tidak ada siklus yang diciptakan untuk dilewati seorang diri. tidak ada suatu kejadian yang tidak mempengaruhi orang lain. tidak ada satu detik pun dan satu tindakan pun yang kita lewati dalam kesendirian.

seperti apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. kejadian yang membuat gue mulai menulis lagi.

pagi itu, seperti hari-hari lainnya, gue lewati dengan malas. karena kemalasan itu gue datang siang ke tempat kerja. karena datang siang, gue jadi bertemu dengan bos gue, yang juga datang siang hari itu. karena bertemu dengan dia, entah kenapa mood dia jadi buruk dan semua terkena getahnya. lalu dengan indahnya tugas-tugas yang tidak penting diserahkan ke gue. gue kerjakan dengan kosong, tanpa semangat. selesai sih. tapi tidak berbekas sama sekali.

karena tidak ada tujuan, seperti biasa, gue ngopi, merenung entah memikirkan apa. pikiran-pikiran yang seharusnya penting hanya datang dan pergi tanpa penyelesaian dan akhirnya terbengkalai. belum puas dengan kekisruhan itu, satu masalah datang lagi. bukannya langsung beraksi, gue malah pergi dan menyalurkan kekesalan ini pada supir-supir angkot hahaha...

letih dengan semua itu, gue pulang dan siap-siap menjemput pacar. lucunya, dia lagi PMS. bad mood. sehingga terjadi percakapan seperti ini, gue bertanya...
'Sayang mau makan apa?'
'Aku bingung. Terserah aja deh.'
'Nasi?'
'Boleh'
'Nasi uduk yuk'
'Gak mau'
'Soto ceker?'
'Gak mau'
'Sate ayam?'
'Gak mau'
'Pecel ayam?'
'Gak mau'
'Nasi goreng? Nasi gila?'
'Gak mau'
'Bubur?'
'Bukan nasi'
'Duh aku bingung. Gak tau lagi mau nawarin apa. Jadi kamu mau makan apa?'
'Terserah...'

gue mati di tempat, stroke sambil kejang-kejang dengan mulut berbusa

seakan-akan hari itu kurang buruk, terjadilah hal terburuk yang bisa terjadi... kartu atm tertinggal di tas yang satu lagi.

waktu pun bergulir dan saatnya untuk pulang telah tiba. dijalan pulang, gue sudah penat. semua orang yang nyetir lebih pelan dari gue adalah orang bego dan yang lebih cepat dari gue adalah orang gila. semua salah. di dekat rumah, gue isi bensin dulu dan gue memutuskan untuk beli kopi dan menitipkan mobil disana. jadi gue bisa pulang jalan kaki. mudah-mudah ini bisa menjadi obat yang manjur.

dengan langkah gontai, gue naik ke lantai atas untuk membeli kopi hitam.

*intermezzo dulu, ada ibu-ibu... OMG ternyata seorang cowok yang memarkirkan mobil kecilnya dengan bodoh sehingga terlalu mepet dengan mobil gue hahaha... oh well, gue juga masih lama kok nulisnya :)

BACK! :D

sesampainya di kasir, gue memesan satu kopi hitam. to go. niatnya gue pengen duduk sebentar, merokok sebatang dua batang trus pulang. dan ternyata... (JENG JENG JENG JENG... *a la sinetron*)

ada sebuah buntalan cantik duduk di smoking area. sepertinya gue kenal wajah itu. begitu serius dia menatap layar notebooknya. pasti lagi nulis. gue hampir tidak mengenali dia karena gayanya yang sekarang lebih chic. kalau pakai bahasa gue dan teman-teman, lebih Jakarta lah hahaha.

karena tidak yakin dan tempat duduk di smoking area lagi penuh, gue duduk dulu di dalam. menenangkan diri dan mencoba meyakinkan bahwa itu memang benar-benar dia. dia dulu pernah kecewa dengan gue. karena begitu rendahnya pandangan gue terhadap hidup, gue jadi secara tidak sadar merendahkan semua orang disekitar gue. termasuk dia.

gue buka notebook dan coba kirim pesan ke dia via facebook. menunggu... menunggu... tidak ada respon. sial. gue harus kesana? gue yang nista dimata dia ini harus kesana? apa reaksi dia nanti ya? marah? atau sedih atau tiba-tiba nimpuk gue pake asbak. who knows?

dengan segenap keyakinan dan niat baik bahwa mulut ini asem, butuh nikotin segera, gue ke smoking area. itu benar dia. gue berjalan ke arah dia dan sebelum gue sampai, dia sudah melihat gue. tentunya dengan sangat terkejut. tidak ada janji atau rencana apa-apa untuk kami bertemu disini. ini hanyalah sebuah jalan hidup yang harus dilalui.

begitu dia tersenyum, kaki gue langsung lemas. dia masih terkejut dengan ekspresi senang. gue deg-degan kayak orang lagi nunggu saatnya dipancung (gue tau rasanya karena sepertinya dulu di kehidupan gue sebelumnya, gue difitnah oleh perdana menteri gue dan hampir dihukum mati di guillotine hhahaha). akhirnya gue duduk di meja di depan dia. tubuh gue lemas tidak ada tenaga. tangan dan kaki gemetar karena gue SAMA SEKALI tidak mengira respon yang positif yang akan dia tunjukkan ke gue.

dari titik itu semua berjalan menjadi semakin indah, semakin indah dan semakin indah. akhirnya setelah beberapa lama, gue bisa terbuka ke orang lain. pikiran gue jadi sangat tenang dan gue jadi bisa menuangkan pikiran gue menjadi sebuah tulisan.

hari itu menjadi titik balik terindah dalam hidup gue. salah satu titik balik terindah.

you see? happy ending is not an option. everything is a happy ending. you just have to see it the right way

have a happy day dudes ;)

No comments:

Post a Comment